Senjaku yang mulai berlalu dan melebur dalam suatu malam yang biru. Kata yang mulai mengalun dengan merdu dan rindu yang kian menggebu.
Kita yang terhalang waktu yang membuat hati menjadi beku.
Ku pukul sepi dan kelam yang mulai musnahkanku.
Belum jenuhku untuk menunggu akan hadirnya sapa hangat darimu.
Pesanku pada sang waktu agar cepat berlalu .
Hingga tak terasa kita berjumpa pada suatu waktu untuk mengupas rindu.

"Untukmu senjaku
Yang selalu hadirkan rindu"

Ku namai kau hujan
Yang ku tunggu kedatangannya
Meski tak kunjung datang menghapus jejak kemarau rindu yang panjang
Kau menghilang ditengah cahaya remang
Menjejakan kakimu kemudian berlari kencang
Kau menghilang untuk kembali pulang
Dan tetap ku tunggu hingga kau datang
Meski terasa jenuh saat kau menghilang
Tapi tak apa,  ku namakan ini sebuah perjuangan
Dan..
Benar saja kau kembali datang
Membawa senyum yang selalu kurindukan
Apalah daya, bibirku beku tak bisa berkata
Tak ada suara..  hanya terasa sesak dalam dada
Maaf karenaku tak pandai berkata agar kau terbebas dari penat
Dariku
Untukmu yang sedang mengejar mimpi ku titipkan rinduku untukmu  pada sang mentari

Terbesit rasa lelah dalam raut wajahnya. Nampak jelas, sungguh ku merasakan kau lelah. Katakanlah jika kau membutuhkanku, aku senang kau melakukan itu. Meski tak banyak waktu yang kuberikan untukmu, dan meski tak setiap detik  berada ditempat yang sama bersamamu. Setidaknya akan kucoba menggenggammu meski aku tak berada disisimu. Kuatlah.. Tegarlah.. Tetap langkahkan kakimu.. Jangan pernah terhenti meski rasa lelah mulai mendera.. Tak bisa ku berikan apa-apa untukmu, tak bisa lakukan apa-apa untukmu. Rasa-rasanya cinta dan perhatian saja tidaklah cukup. Mendadak bibir ini jadi beku, tak bisa utarakan kata-kata penenang untukmu. Dan saat ini , hanya doalah yang mampu menguatkan, menenangkan dan memelukmu dari jauh.

Tetap Semangat ^^

Di penghujung hari ketika senja mulai berlalu dan pergi.Namun, masih terasa hangatmu disini. Waktu terus saja berlalu, mengukir sebuah cerita yang akan ku kenang dikemudian hari. Hati ini kian membaik. Tak peduli tentang apa yang akan terjadi. Terus saja ku nikmati. Karena ku tahu luka akan bisa terobati. Tak perlu dijelaskan rasa apa yang mulai mengglayuti hati. Rasa yang membuatku bertahan sampai sejauh ini.

Terus saja ku pandangi wajahnya, genggam tangannya dan peluk erat tubuhnya. Mencoba melangkahkan kakiku kemudian berusaha mengenal dunianya. Saat duduk berdua bersamanya, saat kepala ini mulai bersandar dibahunya di saat itulah aku enggan beranjak darinya. Rasanya ingin ku hentikan waktu sejenak. Agar aku bisa lebih lama merasakan hangat tubuhnya. Apakah terlalu sering aku menyebut nya? Terlalu sering mempertanyakan nya ?

Jangan bosan ketika diriku terus memandangimu. Entah.. Aku selalu ingin waktuku menjadi lebih bearti.