Godong
(Maret 2020)
"Terima Kasih untukku, untukmu, untuk kalian yang telah berusaha dan berjuang . Tak semua orang akan melihat ataupun mengakui besarnya usaha yang telah kamu lakukan, tapi percayalah Tuhan akan selalu melihat setiap titik usaha yang dilakukan oleh umat Nya."
Mbah Kung
Begitu lah kami memanggilnya
Sosok kakek bagi ke sembilan cucunya namun hanya delapan yang tersisa karena sang kakak telah dipanggil lebih dulu oleh-Nya
Sosok ayah sekaligus ibu bagi ke empat anaknya, karena mbah putri juga telah berpulang lebih dulu
Ya, mbah kung tidak ingin menikah lagi sejak ditinggal oleh Mbah Putri
Ingin merawat anak saja katanya
Mungkin hal itu sebagai bukti bahwa Mbah kung masih tetap ingin menjaga kesetiannya
Mbah Kung yang tegas namun penyayang
Membuat Kami para cucu cukup menghormatinya dan sungguh menyayanginya
Sampai sekarang kebiasaan yang sering dilakukan oleh Mbah Kung di kala pagi aku masih tertidur adalah membuntel seluruh badanku dengan selimut dan taraa jadilah aku kepompong yang malas
Selain itu, saat aku dan para sepupu masih kecil kami selalu berebut untuk diboncengkan naik motor
Karena Mbah Kung sangat adil kepada kami, apa yang beliau lakukan ?
Yakk Mbah Kung memboncengkan aku dan kedua sepupuku lainnya
Bapak ibuk sampai terheran heran melihatnya
Waktu dan hidup pun terus berjalan
Mbah Kung pun telah menua, aku pun juga telah dewasa
Mbah Kung selalu menanyakan , "Kuwe sopo jenengmu ? Maklum aku PDI (penurunan daya ingat)" katanya
Lalu dengan hangat dan sesekali menggoda kami selalu menjelaskan "Hayo sinten ? Kulo ... mbahh "
Tak sering Mbah Kung juga tertukar saat memanggil kami
Hal yang paling membuatku tak kuasa , Mbah Kung tampak sedih saat tak bisa memberiku uang saku seperti biasanya
"Aku ra iso nyangoni, onone mung 20.000 ki."
Aku hanya tersenyum dan bilang "mboten nopo nopo to mbah. Mengkeh kangge tumbas bensin."
Mbah kung tersenyum geli sendiri "Jare wong bedo yo sayange ke anak karo putu."
Haha, tak kuasa aku melanjutkan cerita ini . . .
terkadang yang membuat kita sedih, mengapa waktu berjalan begitu cepat sementara aku belum bisa memberi hal-hal yang manis untuh Mbah Kung bahkan kedua orang tuaku
Tapi bagaimanapun inilah Kehidupan
Godong
(Maret 2020)
"Pasti semua ada masanya kan ? Kesedihan, kemurungan, kemarahan atau pun kehampaan. Pasti akan berlalu kan ? Hanya saja kita harus selalu kuat dan bersabar."