Sadarlah
Malamku semakin larut namun kedua mata ini tak kunjung
terpejam. Hati ini semakin tak karuan. Pikiran pun mulai kemana mana. Entah
mengapa hati ini masih saja teriris. Dan dengan bodohnya, Mengapa selalu saja
aku terbelenggu dalam api kecemburuan yang tak jelas. Aku yang tak berhak merasakannya.
Seharusnya ini tak terjadi. Seharusnya aku tak memberi tahunya, seharusnya
hanya aku yang tahu. Seharusnya hanya aku saja yang merasakannya. Dalam hal ini
aku tak ingin berbagi. Tingkah lakuku semakin memuakkan. Hati dan pikiran yang
tak pernah bisa diajak kompromi ketika api itu mulai menyulut. Terlalu egois,
mengapa harus seperti ini ? Faktanya ada seseorang yang membuatnya lebih nyaman
dan setidaknya lebih peduli. Setidaknya selalu berada disekitarnya. Setidaknya berjalan diarah yang sama .
Heyy sadarlah.. Dewasalah.. Tak boleh selalu seperti ini.
Ini hanya akan menyiksa hatiku. Mengapa aku terpaksa harus tahu ?? Sedangkan
aku tak menginginkannya. Jika aku tidak tahu, setidaknya aku lebih tenang. Setidaknya
aku tak perlu berpura-pura bahwa aku baik baik saja. Oh Tuhan ini menyiksa.
Semakin memperkeruh pikiranku. Membuat tingkahku makin menjengkelkan
orang-orang yang berada disekitarku. Menyedihkannya aku.
“Maafkan tulisan tak bermutu ini. Maafkan tingkah
kekanak-kanakanku.”
0 comments