13 November
Tiba-tiba orang itu menepuk pundakku. Menyentuh pelan kepalaku. Aku pun tersontak.
"Hay" sapaku dengan mencoba memberikan senyum terbaikku
"Tak usah terlalu memaksakan diri untuk tersenyum." Katanya, sesosok pria yang tiba-tiba duduk disampingku
"Bukan berpura-pura, ini ikhlas kok. Lihat nih lihat. "
"Sudahlah. Aku tau , aku mengerti. Sangatlah berbeda senyum tulus dengan senyum yang terlalu dipaksakan. Senyum tulus sepertiku dan senyum terpaksa sepertimu. Sungguh berbeda bukan?"
"Iya aku tau. Maaf. " Aku hanya tertunduk lesu
"Sudahlah, tak sepantasnya kau terus berlarut larut dalam situasi ini. Air mata itu sungguhlah sia-sia jika kau tumpahkan saat ini. Pahami apa maksud hatimu apa ingin hatimu. Jika kau ingin pergi dan menghilang maka pergilah dengan membawa hati yang utuh . Jika pergi akan menyiksamu maka bertahanlah. Bertahanlah dengan tenang. Bertahanlah dengan senang. Tak usah kau memikirkan hal yang negatif akan terjadi padamu. Sungguh suatu penantian tak akan pernah sia-sia. Suatu saat nanti pasti akan ada hal yang tak kau sangka terjadi pada dirimu. Jika memang hal yang kau nanti tak kunjung kembali, dan hal tersebut memilih melangkah pergi , yakinlah pasti akan ada hal yang lebih baik datang padamu. Sudahlah yang terpenting sekarang adalah jadilah something. Dari nothing jadi something. Saatnya kau berjuang. And Life is never flat. Nikmatilah... "
Aku hanya menatap lelaki itu. Tersenyum dan mengatakan " terima kasih, aku merasa lebih baik. Dan aku tau apa yang akan ku lakukan sekarang."
0 comments